Pola Konsumsi Masyarakat Dalam Mengakses Berita Saat Pandemi
(BPPTIK) Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan khususnya Indonesia telah mengubah cara masyarakat beraktivitas dalam berbagai hal. Selain itu pandemi juga mengubah cara masyarakat mengkonsumsi berita dan media.
Pola arus komunikasi dan informasi di masyarakat pun terjadi perubahan. Konsumsi masyarakat dalam mengakses berita berita dan media terjadi pergeseran. Reuters Institute Digital News Report mengeluarkan hasil kajian tahun 2021 yang mengambil negara Indonesia sebagai salahsatu tempat penelitiannya.
Dalam laporan tersebut menyatakan bahwa media online dan sosial media menjadi sumber yang paling popular di masyarakat urban dalam mengakses berita dan informasi di, sedangkan televisi dan radio tetap menjadi pilihan utama bagi yang tidak mempunyai akses internet. Data penelitian menjelaskan pula bahwa mayoritas yang mengakses berita dan informasi secara daring menggunakan telepon genggam (smartphone).
Dalam penelitian tersebut, dilaporkan pula bahwa 39% berita dibagikan melalui social media, kanal/aplikasi pesan pribadi atau email. WhatsApp menjadi kanal pesan yang masih menjadi nomor satu dalam penyebaran berita dan informasi, diikuti oleh Youtube, Facebook dan Instagram.
Penelitian ini juga menjelaskan tentang tingkat kepercayaan masyarakat terhadap berita di kanal media atau kanal yang mereka konsumsi. Hasilnya pun menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap berita yang mereka konsumsi dipengaruhi pula oleh institusi/Lembaga/media yang mengeluarkan berita tersebut.
Penelitian ini menarik bahwa pola arus persebaran informasi dan komunikasi di dimasyarakat di dominasi oleh media online dan melalui social media sehingga dengan penelitian ini kita bisa sedikit memahami peta konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi berita dan informasi saat ini. Penelitian ini menggunakan metode survei online yang pengambilan sampel dilakukan Januari-Februari 2021. Laporan lengkap penelitian tersebut dapat di unduh disini (sm/ars/hp)
Link Download Data Sumber : Reutersinstitute