Korporasi Unicorn di Indonesia
sumber gambar: https://m.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2019/02/19/160201/tiga-risiko-unicorn-di-indonesia-dikuasai-asing.html
BPPTIK – Startup unicorn atau perusahaan unicorn adalah perusahaan swasta dengan valuasi lebih dari $ 1 miliar. Pada Desember 2019, ada lebih dari 400 unicorn di seluruh dunia. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan jenis startup dekakorn, yang memiliki valuasi lebih dari $ 10 miliar, dan hektocorn, dengan valuasi lebih dari $ 100 miliar.
Di Indonesia, perkembangan startup saat ini sedang gencar persaingannya. Ditambah terdapat dukungan kuat dari pemerintah khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang sejalan dengan salah satu programnya yaitu dalam pencapaian target menghasilkan 1000 startup sampai dengan tahun 2020 mendatang.
Dari 400 lebih total unicorn diseluruh dunia, terdapat 5 Startup Indonesia yang tercantum dalam daftar tersebut. Sebagaimana dirangkum dari daftar startup Unicorn dunia pada "The Global Unicorn Club" dan mengutip artikel dari KompasTekno, berikut adalah nama-nama dan rincian kelimanya:
- Gojek
Gojek dirintis oleh Nadiem Makariem pada tahun 2010 silam. Perusahaan yang bernaung di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ini merupakan startup asal Indonesia pertama yang menyabet gelar Unicorn. Gelar ini didapat setelah Gojek menerima kucuran dana sekitar 550 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun) dari sejumlah investor pada Agustus 2016 lalu, seperti Formation Group, Sequoia Capital India, hingga Warburg Pincus. Perusahaan yang awalnya fokus di bidang transportasi ini (GoRide dan GoCar) sekarang memiliki aneka layanan yang bertujuan untuk mempermudah aktivitas masyarakat, seperti GoFood, GoSend, GoMassage, dan lain sebagainya. Gojek pun sudah melebarkan sayapnya ke luar Indonesia, seperti Singapura, Vietnam (dengan nama Go-Viet), dan Thailand (dengan nama Get!). Kini, Gojek sudah menyandang gelar "Decacorn", sebutan bagi startup yang memiliki nilai valuasi di atas 10 miliar dollar AS.
- Tokopedia
Perusahaan rintisan yang fokus di bidang e-commerce online-to-offline (O2O), Tokopedia, menjadi startup Unicorn kedua asal Indonesia setelah Gojek. Perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada tahun 2009 ini menyabet gelar Unicorn setelah mendapatkan pendanaan dari Alibaba Group sebesar 1,1 miliar AS pada tahun 2017 lalu. Tokopedia memiliki misi "pemerataan ekonomi secara digital" dan kini diklaim telah memiliki lebih dari 90 juta pengguna aktif per bulan dan 6,4 juta penjual. Tokopedia pun memiliki sekitar 150 juta produk, 33 produk digital, dan 50 sistem pembayaran bagi para penggunanya. Kini, valuasi Tokopedia tercatat di angka 7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 99 triliun.
- Traveloka
Traveloka didirikan oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang pada tahun 2012. Perusahaan rintisan yang fokus di bidang travel dan pemesanan hotel ini diklaim merupakan startup travel Asia Tenggara pertama yang menyandang gelar Unicorn. Hal itu diraih setelah Traveloka mendapatkan kucuran dana 350 juta dollar AS dari perusahaan di bidang yang sama, Expedia, pada Juli 2017 lalu. Saat ini Traveloka memiliki sejumlah produk yang dapat melayani kebutuhan end-to-end para pelancong Tanah Air, mulai dari tiket pesawat, kereta api, bus, sewa mobil, hotel, kuliner, tiket bioskop, hingga kecantikan. Layanan yang disediakan Traveloka sendiri bisa dinikmati di Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Berdasarkan data CBInsight, saat ini Traveloka memiliki angka valuasi sebesar 2 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 28 triliun.
- Bukalapak
Di tempat keempat ada Bukalapak, perusahaan rintisan di bidang e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid pada awal tahun 2010 silam. Bukalapak mendapatkan gelar Unicorn setelah mendapatkan kucuran dana dari beberapa grup investor besar, salah satunya adalah Emtek Grup dan 500 Startups. Yang terbaru, Bukalapak baru saja mendapatkan suntikan dana dari perusahaan asal Korea Selatan, Shinhan GIB. Meski tidak disebutkan jumlahnya, masuknya pendanaan ini membuat valuasi perusahaan diklaim menjadi lebih dari 2,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 triliun. Dalam sebuah video, Bukalapak mengklaim sudah memproses ratusan juta transaksi dengan dari jutaan pelapak yang ada di platformnya.
- OVO
Ovo, penyedia layanan pembayaran elektronik besutan Grup Lippo, ditaksir memiliki valuasi sebesar 2,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 41 triliun oleh firma analis perusahaan CB Insight. Angka tersebut, menurut CB Insight, sudah dicapai sejak 14 Maret 2018. Ovo sendiri merupakan layanan dompet digital yang menawarkan kemudahan bertransaksi di sejumlah mitra Ovo. Platform ini juga bisa digunakan untuk pembayaran aplikasi Grab dan Tokopedia.(bpptik/dr/ns)
Sumber/Referensi :