Bahasa Indonesia | English

Sejarah Singkat ATM

21 April 2015 268


[caption id="attachment_1083" align="aligncenter" width="650"]Ilustrasi - ATM. (megawatts86/Flickr/The Atlantic) Ilustrasi - ATM. (megawatts86/Flickr/The Atlantic)[/caption]

Oleh: Setia Kutananda Staf Seksi Penyelenggaraan BPPTIK Kementerian Kominfo

BPPTIK - ATM (Automated Teller Machine) atau populer di Indonesia dengan sebutan Anjungan Tunai Mandiri adalah mesin yang digunakan untuk membantu proses transaksi keuangan secara cepat, praktis dan terintegrasi. Hampir tak bisa dipungkiri, ATM memegang peran penting dalam perekonomian dunia. Pengguna ATM bisa melakukan transaksi keuangan hampir ke seluruh dunia, baik mengirim atau menarik uang dan melakukan pembayaran tagihan secara online tanpa harus mengantri di Bank. Namun tahukah anda bahwa ATM yang hadir saat ini telah melalui berbagai tahapan perkembangan yang panjang? Tak ada catatan pasti, siapa penemu dan kapan tepatnya ATM hadir di dunia, ATM muncul pada era 1950-1960 di Amerika, Eropa dan Jepang. Tokoh-tokoh seperti John Shepherd-Barron dan James Godfellow (Inggris), Donald C Wetzel dan Luther Simjian (Amerika) serta berbagai perusahaan seperti De La Rue, Speytec-Burroughs, Asea-Metior, dan Omron Tateisi diklaim sebagai penemu ATM. Kemunculan awal ATM seiring dengan perkembangan supermarket, penjualan tiket transportasi publik dan pom bensin dengan system self service di Amerika dan Eropa. Selain itu, munculnya ATM juga sebagai respons atas peningkatan upah pekerja serta tingginya frekuensi transaksi di teller Bank, sehingga mengakibatkan sering terjadinya antrian. Uniknya, pada awal kemunculan ATM, mesin ini hanya bisa dinikmati oleh nasabah tertentu yang sebelumnya telah melalui proses seleksi. Jika melihat dari sisi inovasi teknologi, ATM lahir dari pemikiran para bankir dan ahli IT. Para bankir ingin memecahkan masalah distribusi secara cepat, praktis dan terintegrasi, sementara para ahli IT berfokus pada system teknis peralatannya. Contohnya dari sisi hardware, seperti layar video, perangkat baja, plastik dan pita magnetik maupun yang bersifat software seperti sistem operasinya. Pada era 1960-an, teknologi ATM belum berjalan sebaik saat ini, dikarenakan kendala hardware, software mengakibatkan banyak kasus seperti mesin yang macet, ATM yang mengeluarkan struk berkali-kali hingga ATM yang hanya bisa mendeteksi nasabah/bank tertentu saja. Cukup merepotkan ketika dunia masih menerapkan sistem ekonomi tunai. Pada awal kehadiran ATM, faktor kecepatan, integrasi atau desain komunikasi menjadi salah satu fokus utama, istilah populernya adalah real-time. Salah satu Bank yang mulai mengembangkan sistem real-time ini adalah Bank penyimpanan Swedia yang bekerja sama dengan IBM pada tahun 1968. Di era 1970-an hingga awal 1980-an beberapa Bank di Inggris dan para ahli IBM mulai mengembangkan sistem yang menjadi cikal bakal sistem ATM saat ini. Perusahaan perusahaan yang mewarnai perkembangan industri dan inovasi ATM adalah Spyetec-Burroughs, Chubb (Inggris), Docutel dan Diebold, De La Rue (Amerika), Omrom Tateisi (Jepang), menjadi pelopor dalam perkembangan teknologi ATM. Perusahaan-perusahaan tersebut bekerja sama dengan IBM untuk melahirkan fitur-fitur ATM seperti PIN dan dari sisi softwarenya. Sementara itu perusahaan NCR dan Diebold berperan dalam inovasi seperti mengubah ukuran ATM lebih kecil dan multifungsi. Multifungsi itu antara lain sistem pengeluaran uang yang horizontal sehingga mengurangi kemacetan dan fungsi transfer serta informasi saldo. Kini, seiring dengan jumlah Bank serta frekuensi transaksi keuangan yang tinggi dan kebutuhan mesin ATM di dunia, maka muncul perusahaan-perusahaan perakitan ATM yang baru seperti : Honeywell (Amerika), Phillips Olivetti dan Siemens-Nixdorf/Wincor (Eropa), Fujitsu, GRG, Hyosung, dan Hitachi (Asia). Pada era digitalisasi dan e-commerce, perekonomian mulai berintegrasi menggunakan sistem online atau populer dengan sebutan e-money, e-cash dan lain sebagainya. Sistem perbankan, perekonomian dan perdagangan menggunakan kemudahan mobile banking atau e-banking dan digitalisasi, memutar roda perekonomian dunia secara makro. Walaupun begitu, mesin ATM memegang peranan penting dalam perekonomian, terlebih ekonomi mikro di Indonesia yang membutuhkan uang tunai dalam transaksinya. ATM menjadi alat bantu kegiatan ekonomi di masyarakat, mulai dari penyediaan uang tunai, pembayaran telepon, listrik hingga pembelian pulsa. (setia/andry/hdn) Editor: Andry Rivan Sumber: The Atlantic