Pembukaan Sertifikasi Kompetensi Bidang TIK Berbasis SKKNI Gelombang ke-2 Hadirkan Habibie Afsyah
[caption id="attachment_5455" align="aligncenter" width="660"] Pembukaan Sertifikasi Kompetensi Bidang TIK Berbasis SKKNI Gelombang ke-2 Tahun 2018. (ist)[/caption] BPPTIK – Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) menyelenggarakan kegiatan sertifikasi kompetensi bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Gelombang ke-2 tahun 2018. Sertifikasi Gelombang ke-2 ini dilaksanakan pada tanggal 24-26 April 2018 di BPPTIK dan diikuti oleh 210 peserta. Peserta terbagi menjadi 5 Skema Sertifikasi Okupasi, yakni Pengembang Web Pratama (Junior Web Developer), Junior Office Operator, Teknisi Utama Jaringan Komputer, Helpdesk, dan Desainer Grafis Muda. Pembukaan kegiatan dilakukan di ruang auditorium BPPTIK, hari Selasa (24/4/2018). Pembukaan dihadiri oleh Kepala BPPTIK, Nusirwan; Direktur Eksekutif LSP Komputer, Besar Agung Martono; serta narasumber seorang teknopreneur bidang internet marketing, Habibie Afsyah. Narasumber dari kalangan teknopreneurship sengaja dihadirkan agar para peserta tidak hanya memiliki mindset untuk menjadi pekerja (karyawan), tapi juga aga memiliki alternatif lain yaitu untuk menjadi seorang entrepeneur. Pada kesempatan tersebut, Habibie Afsyah memberikan motivasi kepada para peserta tentang bagaimana perjuangannya dalam berwirausaha, khususnya di bidang internet marketing. Walaupun sehari-harinya berada di atas kursi roda, hal tersebut tidak menghalangi pria kelahiran tahun 1988 ini untuk berwirausaha. Hal ini tentunya memberikan inspirasi yang mendalam bagi para peserta. Pada sore hari, Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo, Basuki Yusuf Iskandar, memberikan pembekalan kepada peserta. Materi yang disampaikan adalah tentang “SKKNI dan Persiapan Sumber Daya Manusia Nasional dalam Era Globalisasi”. Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Litbang SDM mengungkapkan bahwa era globalisasi menimbulkan dampak ganda, di satu sisi membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi tenaga SDM profesional Indonesia untuk bisa berkiprah secara global, namun di sisi lain berdampak SDM asing juga mendapatkan kesempatan yang sama berkompetisi. Untuk itu Basuki Yusuf Iskandar berpesan agar para peserta dapat meningkat kompetensinya dan dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi. (bpptik/hdn)