Bahasa Indonesia | English

Pembukaan Bimbingan Teknis Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi Wanita secara Daring (Online)

01 December 2021 306


[caption id="attachment_9392" align="aligncenter" width="660"]Pembukaan Bimbingan Teknis Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi Wanita secara Daring (Online) Pembukaan Bimbingan Teknis Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi Wanita secara Daring (Online)[/caption]

BPPTIK – Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) di bawah koordinasi Badan Penelitian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Badan Litbang SDM) Kementerian Kominfo, menyelenggarakan Bimbingan Teknis Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi Wanita secara Daring (Online) pada tanggal 29 November 2021. Kegiatan ini diikuti oleh 53 orang peserta yang merupakan wanita atau ibu rumah tangga dari seluruh Indonesia. Bimbingan Teknis yang diselenggarakan merupakan bagian dari kegiatan Digital Talent Scholarship (DTS) yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem seimbang dalam memaksimalkan peran pentahelix (pemerintah, komunitas/masyarakat, institusi pendidikan tinggi, dunia usaha, dan media) untuk menjadi fasilitator dan akselerator pendukung ekonomi digital.

Program DTS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing, produktivitas, profesionalisme SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi bagi angkatan kerja muda Indonesia, masyarakat umum, dan aparatur sipil negara.

[caption id="attachment_9394" align="aligncenter" width="660"]Subkoordinator TU BPPTIK Membuka Bimbingan Teknis Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi Wanita secara Daring (Online) Subkoordinator TU BPPTIK Membuka Bimbingan Teknis Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi Wanita secara Daring (Online)[/caption]

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK), yang diwakili oleh Subkoordinator Tata Usaha BPPTIK, Ibu Anik Hastuningsih, S.E. Pembukaan turut dihadiri oleh Subkoordinator Penyelenggara Pelatihan Umum BPPTIK, serta pengajar dari Relawan TIK, Ibu Ni Luh Putu Ning Septyarini Putra Astawa dan Bapak I Gede Putu Krisna Juliharta.

Berdasarkan data Statistik Telekomunikasi Indonesia 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), penggunaan internet dalam rumah tangga mencapai angka 78,18 persen di tahun 2020. Dari jumlah tersebut, persentase pengguna internet wanita sebesar 47,08%. Kemampuan mengakses internet tersebut juga mengharuskan wanita mempunyai pengetahuan teknologi, utamanya mengakses Internet yang mumpuni. Peran wanita dalam literasi digital juga menjadi penting sebagai jendela informasi keluarga dan masyarakat, salah satunya adalah dalam pola pengasuhan anak dan pengawasan penggunaan teknologi. Rendahnya literasi digital berakibat anak kecanduan perangkat gadget serta kecanduan menjelajah informasi untuk orang dewasa. Berdasarkan data KPAI tahun 2017-2019, pengaduan kasus pornografi dan kejahatan online terhadap anak meningkat mencapai angka 1.940 kasus. Wanita harus melek teknologi dan memiliki wawasan luas sehingga mampu memberikan pengetahuan yang lebih besar untuk keluarga, memberikan perlindungan keluarga terutama kepada anak, sehingga lebih mampu mengambil sisi positif internet sekaligus melindungi dari sisi negatif. Wanita merupakan sumber informasi dan pendidik di lingkungan terkecil yakni keluarga. Oleh sebab itu, peran wanita menjadi sangat penting dan krusial terutama dalam literasi.

Materi pertama disampaikan oleh Ibu Ni Luh Putu Ning Septyarini Putra Astawa. Beliau adalah Relawan TIK Provinsi Bali. Materi yang disampaikan terdiri dari Digital Native vs Digital Immigrant; Mengenali Media Digital; 10 Tindakan Pengasuhan Digital serta Simulasi Aplikasi Pendukung dan Pengembangan Proses Anak.

[caption id="attachment_9395" align="aligncenter" width="660"]Ibu Ni Luh Putu Ning Septyarini Putra Astawa dari Relawan TIK Provinsi Bali menyampaikan Materi Keterampilan Menghadapi Era Digital Ibu Ni Luh Putu Ning Septyarini Putra Astawa dari Relawan TIK Provinsi Bali menyampaikan Materi Keterampilan Menghadapi Era Digital[/caption]

Istilah digital native dan digital immigrant adalah istilah yang digunakan untuk membedakan bagaimana seseorang tumbuh beriringan dengan teknologi. Digital native sudah mengenal teknologi elektronik dan digital sejak usia dini, sedangkan digital immigrant lahir dan tumbuh sebelum teknologi digital populer. Digital native yang sangat familiar mudah mengakses konten digital melalui website, sosial media, serta game ponsel menjadi tantangan sendiri bagi orang tua untuk mengontrol penggunaan media digital anaknya. Orang tua diharapkan dapat melakukan pengasuhan digital. Pengasuhan digital ini terdiri dari mendampingi anak saat mengakses gadget, menyeleksi konten yang sesuai untuk anak, memahami dan menganalisis informasi yang disediakan media digital, mengevaluasi konten digital, memproduksi konten positif bersama, serta yang paling penting berpartisipasi dalam kegiatan produktif terkait media digital.

Materi kedua disampaikan oleh Bapak I Gede Putu Krisna Juliharta. Beliau adalah Wakil Relawan TIK Provinsi Bali. Materi yang dibawakan diantaranya adalah Risiko Anak di Internet, Tips agar Anak Aman Berinternet, Langkah Mengasuh Anak di Era Digital.

[caption id="attachment_9396" align="aligncenter" width="660"]Bapak I Gede Putu Krisna Juliharta dari Relawan TIK Provinsi Bali menyampaikan materi Bimtek Literasi TIK bagi Wanita Bapak I Gede Putu Krisna Juliharta dari Relawan TIK Provinsi Bali menyampaikan materi Bimtek Literasi TIK bagi Wanita[/caption]

Internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang mengubah gaya hidup semua orang, dari anak-anak berusia dini, sampai masyarakat di atas 65 tahun. Beberapa risiko anak yang mengkonsumsi internet diantaranya adalah kecanduan konten negatif. Risiko yang lebih dalam adalah cyberbully, pedofil online, pelanggaran privasi, serta radikalisme. Sebagai orang tua, kita harus memastikan anak berinternet dengan aman dengan cara mengenali platform, memulai obrolan, menjaga komunikasi, dan mengajarkan tanggung jawab. Ada juga tools yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk menjaga keamanan anak saat menggunakan internet, misalnya orang tua dapat mengaktifkan Google Safe Search untuk memfilter konten yang tidak sesuai untuk anak-anak. Orang tua juga bisa mengaktifkan mode terbatas (restricted mode) pada Youtube atau menggunakan Youtube Kids.

Bimbingan teknis TIK bagi wanita diharapkan dapat memaksimalkan potensi wanita dan memaksimalkan perannya dalam mendukung tumbuh kembang anak. (bpptik/aip/lpa)