Bahasa Indonesia | English

Cloud dan Big Data Bukanlah Ancaman untuk Data Warehouse

09 June 2014 631


[caption id="attachment_557" align="aligncenter" width="300"]http://www.dataart.com/images/big-data-318x211.png http://www.dataart.com/images/big-data-318x211.png[/caption]

Penggunaan sistem big data akan membunuh dunia data warehouse. Kenapa? Karena sangatlah mahal untuk membangun sebuah data warehouse. Jika dipertimbangkan berdasarkan biaya teknologi yang harus dikeluarkan, termasuk mahalnya harga hardware dan software. Biaya paling minimal yang harus dikeluarkan setidaknya sebesar $1 juta.

Dengan memasuki dunia big data pada platform cloud. Sekarang anda dimungkinkan untuk mengakses hardware orang lain untuk membangun sistem data storage secara besar-besaran. Sistem data storage tersebut dapat menggunakan sistem pemrosesan query yang mudah untuk didistribusikan melalui pendekatan algoritma divide and conquer sehingga kita mendapatkan jawaban dari jumlah data yang sangat besar hanya dalam hitungan menit bahkan detik.

Tradisional data warehouse biasanya bekerja dengan data abstrak yang sudah di ekstrak informasinya (dibersihkan dan diubah) dan dimasukkan pada database terpisah, untuk analisa tertentu yang sudah diketahui sebelumnya (seperti laporan kepatuhan atau analisis tren penjualan). Database di-update secara berkala dengan tipe data yang sama, biasanya dalam seminggu atau sebulan. Sebaliknya, sistem big data cenderung memiliki data mentah, baik dari pengerjaan (log report), aktivitas pengguna (website tracking), atau kegiatan di dunia nyata lainnya (survei sensus). Data mentah yang belum digunakan dikarenakan status penggunaanya masih belum ditentukan, jadi belum ada target untuk mengubah data mentah tersebut.

Sudah sangat jelas jika menggunakan sistem big data maka anda memiliki informasi secara real time. Konteks asli dari informasi tersebut dengan dengan lebih baik dapat membantu para manager serta eksekutif. Dan lagi, biaya yang dikeluarkan 1/3 dari penggunaan tradisional data warehouse. Waktu yang diperlukan untuk mengaktifkan sistem big data dan membuatnya fungsional pada cloud publik hanya membutuhkan 1/9 dibanding data warehouse.

Adanya perbedaan yang sangat jelas ini dan keuntungannya yang lebih besar dari penggunaan big data di cloud publik, Bagaimana nanti dengan masa depan dari tradisional data warehouse?

Kenyataannya adalah mereka pengguna teknologi data warehouse akan terus menggunakannya, Meskipun pekerjaan yang ada bergerak mengarah pada big data. Sistem yang pernah saya lihat lebih berfokus pada kegiatan operasional. Sistem big data biasanya digunakan untuk memahami isu taktis, seperti kapan persediaan barang harus di stok ulang atau siapa yang tidak berhasil menjual sesuai target.

Banyak perusahaan masih menggunakan data warehouse untuk membuat laporan dan visualisasi mereka untuk diserahkan kepada eksekutif dan agensi pemerintahan sebagai laporan dari kinerja mereka. Laporan-laporan tersebut dihasilkan dari tradisional data warehouse yang menghabiskan biaya jutaan dolar untuk membuatnya, dan sistem tersebut tidak akan digantikan dalam waktu dekat. Tidak peduli seberapa bagus dan efektifnya biaya big data pada cloud publik. Faktanya dalam kehidupan sehari-hari, data warehouse akan tetap digunakan, dan fakta ini akan bertahan sebagai siklus hidup sistem yang ada. (BPPTIK/AW/rie/hdn)

 Sumber : Penulis David Linthicum,

http://www.infoworld.com/d/cloud-computing/the-cloud-and-big-data-are-no-threat-data-warehouses-243801