Membuka Akses Internet Dengan “Balon”
[caption id="attachment_2113" align="aligncenter" width="781"] (Sumber gambar : upload.wikimedia.org)[/caption]
Oleh: Dea Rachman, MSc. Kepala Subbag TU BPPTIK Kementerian Kominfo
BPPTIK - Pernahkah Anda merasa seperti manusia zaman batu di mana tidak ada jaringan Internet dan seluler di daerah-daerah terpencil di Indonesia? Hampir seluruh penduduk Indonesia yang belum merasakan konektivitas jaringan secara merata pasti mengalaminya, apalagi ditambah dengan keadaan geografis Indonesia yang sulit untuk disama-ratakan. Berbekal dengan keinginan untuk pemerataan akses tersebut, Google sang raja “mesin pencari di Internet” berharap dapat menghubungkan negara-negara dengan ekonomi berkembang ke dunia maya dengan bantuan balon melayang raksasa, yang diberi nama Project Loon.
Project Loon adalah usaha Google untuk membuka akses blank-spot seluler di daerah yang sulit dijangkau dengan bentuk balon raksasa yang melayang dengan orbit konstan di lapisan stratosfer pada ketinggian tertentu di atas permukaan tanah. Balon-balon ini akan dipersenjatai dengan peralatan layaknya seperti “hotspot WiFi” dan berfungsi hampir menyerupai pemancar-pemancar jaringan seluler saat ini. Dengan menempatkan pemancar melayang di atas, kendala-kendala seperti pembangunan pemancar (telco tower) ataupun masalah penempatan lahan tidak menjadi kendala lagi untuk perluasan jaringan seluler di daerah blank-spot.
Sebagai bagian dari kesuksesan rencana ini, Google kabarnya akan bekerja sama dengan tiga besar operator jaringan seluler di Indonesia yaitu Indosat, Telkomsel, dan XL Axiata. Ketiga operator tersebut telah sepakat untuk melakukan uji coba pada Project Loon di Indonesia pada tahun 2016 ini.
Selain Project Loon, Facebook dan Institut Teknologi Bandung juga tengah mengembangkan proyek dengan misi yang sama, yaitu Aquila Drone dan Helion. Berbeda dengan Loon, Aquila adalah drone bertenaga surya yang dikembangkan oleh Facebook dengan fungsi memancarkan jaringan seluler yang dapat dikendalikan oleh operator untuk cakupan area luas. Dari tanah air, Institut Teknologi Bandung melalui para alumninya juga tengah mengembangkan Helion, balon udara yang ditargetkan untuk memancarkan sinyal WiFi untuk solusi area dengan cakupan lebih kecil, namun lebih terpusat dan khusus. (bpptik/dr/lpa/hdn)
Referensi: informationweek.com, tanggal akses 12/6/2016