Bahasa Indonesia | English

Lahirnya Wi-Fi 802.11ax

07 April 2014 1157


[caption id="attachment_590" align="aligncenter" width="300"]http://www.ilsussidiario.net/img/_THUMBWEB/wifi-logo_thumb400x275.jpg http://www.ilsussidiario.net/img/_THUMBWEB/wifi-logo_thumb400x275.jpg[/caption]

Sebagian besar pengguna telepon pintar atau smartphone sudah tidak asing lagi dengan koneksi internet menggunakan Wi-Fi dengan nama teknik seperti 802.11a, b, g dan n.

Munculnya 802.11ac yang lebih cepat dimulai ketika router 802.11ac pertama dikirimkan pada tahun 2012. Sebagai catatan, seluruh network dengan router 802.11ac berfungsi hingga 1,3 Gbps, sekitar tiga kali lipat dari 450 Mbps router 802.11n. Tapi bahkan sebelum gelombang kedua peningkatan router 802.11ac pada tahun 2015, standar 802.11ax baru dikerjakan di Institute of Electrical and Electronics Engineers atau IEEE dan sedang menentukan standar dari router tersebut dan kemungkinan tidak akan mengesahkannya sampai tahun 2019.

Standar Wi-Fi yang lama lebih fokus ke kapasitas data dari keseluruhan network Wi-Fi yang terhubung ke banyak pengguna internet, 802.11ax akan secara eksplisit fokus ke kecepatan data aktual ke setiap stasiun, atau perangkat seperti tablet atau smartphone. IEEE sedang mengembangkan agar kecepatan yang dihasilkan dapat meningkat empat kali lipat dari kecepatan yang ada saat ini.

Walau IEEE belum mengatakan tentang kecepatan empat kali lipat lebih cepat , 802.11ax dapat mendorong koneksi perangkat setiap individu hingga mencapai 1 Gbps, menurut Ennis, wakil presiden teknologi di Wi-Fi Alliance, asosiasi yang membuat perangkat Wi-Fi.

Sementara itu, Huawei yang memimpin grup yang bekerja untuk 802.11ax di IEEE, telah melakukan tes uji coba kecepatan yang menunjukkan kecepatan 10, 53 Gbps hampir di semua jaringan Wi-Fi.

Huawei menggunakan teknologi radio baru yang disebut MIMO-OFDM dalam tesnya. MIMO (Multiple Input Multiple Output) menggunakan banyak antena untuk mengirim banyak aliran data di dalam jaringan. OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) menggunakan perangkat lunak untuk encode dan decode sinyal di kedua ujung sambungan.

Kata 'orthogonal' mengacu pada jenis teknologi pembagian frekuensi yang mengirimkan data stream di sudut yang tepat ke satu sama lain, dan kemudian menangkap dan menerjemahkan aliran di ujung penerima. Pendekatan itu bertujuan untuk menemukan jalur frekuensi yang memiliki sedikit gangguan, terutama di lingkungan yang ramai seperti bandara atau tempat-tempat di luar ruangan.

Beberapa laporan menunjukkan bahwa 802.11ax akan bergantung pada teknologi MIMO-OFDM, Ennis tidak yakin MIMO-OFDM akan menjadi satu-satunya acuan. Namun, ia menyebut MIMO-OFDM "kandidat yang sangat kuat" dan menambahkan, "Pengumuman Huawei mengenai hasil tes mereka adalah pemasaran yang baik untuk perkembangan teknologi." Selain itu, penggunaan Huawei band 5GHz tidak berarti 802.11ax akan menggunakan band yang eksklusif. "Persyaratan proyek yang sebenarnya juga mengatakan bahwa band lain dapat dipertimbangkan, termasuk 2,4 GHz," kata Ennis. (BPPTIK/Faiz/Dea/hdn)

Sumber: Matt Hamblen/www.computerworld.com