15 Tenaga IT dari BPPTIK dan ITTC-UI Ikuti Program Pelatihan TIK di Korsel
[caption id="attachment_152" align="aligncenter" width="300"] 15 tenaga it dari bpptik dan ittc-ui ikuti program pelatihan tik di korsel[/caption]
Jakarta, Kominfo - 15 orang peserta dari dua lembaga pelatihan IT di Indonesia mengikuti program palatihan di Korea Selatan, yang berlangsung 8 - 17 Desember 2013 lalu. Pelatihan IT tersebut diselenggarakan Pemerintah Korea Selatan melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA). Menurut Kepala BPPTIK Cikarang, Nusirwan, Dua lembaga tersebut merupakan lembaga pelatihan yang menerima bantuan (grant) dari Korea Selatan, yaitu Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Kemkominfo dan Information Technology Training Center Universitas Indonesia (ITTC-UI). "Program pelatihan ini sepenuhnya disponsori oleh KOICA yang bekerja sama dengan Buchoen University. Tujuannya adalah untuk lebih mendalami pengalaman Korea Selatan dalam bidang perkembangan TIK dan mempelajari perkembangan pendidikan dan pelatihan di. Korea Selatan yang berbasis teknologi pada beberapa universitasnya."Katanya saat ditemui di kantor BPPTIK Cikarang, Senin (30/12). Nusirwan mengungkapkan selama pelatihan tersebut, salah satu materi pelatihan yang disampaikan oleh Managing Director ICT Hope Tony Choi tentang IT Trend and IT Education Policy. Dalam materinya, Tony Choi menjelaskan bahwa sejak tahun 1995 Korea Selatan sudah mulai menerapkan kebijakan saluran informasi “super-highway”. Pada kebijakan tersebut mereka fokus pada pembangunan backbone network internet broadband. Tidak heran jika pada saat ini Korea Selatan merupakan negara yang memiliki akses internet tercepat di dunia. Menurut Nusirwan, dengan kebijakannya itu, Korsel termasuk negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi hingga dijuluki dengan istilah “Keajaiban dari Sungai Han”. Selain karena faktor pendidikan yang sangat ditekankan kepada generasi mudanya, hal tersebut terutama didukung oleh pembangunan 2 infrastruktur utama, yaitu infrastruktur transportasi seperti jalan tol dan jalan raya, serta infrastruktur saluran informasi. Sedangkan terkait dengan infrastruktur transportasi, Korea Selatan membangun jalan tol dan jalan raya yang menghubungkan kota-kota besar, seperti Seoul, Daegu, Daejeon, dan Busan. Masing-masing jalan tol dan jalan raya memiliki 4 lajur di kiri dan 4 lajur di kanan, sehingga dapat memperlancar lalu lintas. Selain itu setiap kota berkonsentrasi pada satu pilihan pembangunan. Misalnya Seoul konsentrasi sebagai kota pemerintahan dan bisnis, Daejeon konsentrasi sebagai kota riset dan ilmu pengetahuan, dan Busan sebagai kota industri. "Hal ini merupakan salah satu strategi pertumbuhan Korea Selatan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Gyeasoo Jo dari Bucheon University ketika menyampaikan materi tentang Korean Economy Growth and its Implication. Dengan satu konsentrasi tersebut dan keterhubungan dengan infrastruktur transportasi dan infrastruktur saluran informasi, Korea dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya walaupun negeri ginseng ini tidak memiliki sumber daya alam yang cukup banyak."Katanya Dalam program ini, peserta pelatihan juga mendapat kesempatan mengunjungi beberapa instansi pemerintah dan lembaga pendidikan, antara lain Bucheon University, Expo Science Park di Daejeon, Electronics and Telecommunications Research Institute (ETRI) di Daejeon, dan Hoseo University, di Asan, South Chungcheong. Peserta juga sempat mengunjungi Korean Folk Village di Yongin, Gyeonggi, untuk melihat kultur peradaban Korea Selatan di masa lalu."Di bawah suhu 0°C, peserta antusias mengikuti seluruh sesi program pelatihan hingga selesai. Pada saat penutupan,"ungkap Nusirawan. Nusirwan berharap kerjasama program pelatihan oleh KOICA ini dapat terus ditingkatkan. “Dan semoga BPPTIK Cikarang bisa menjadi model pelatihan TIK yang ideal di masa yang akan datang”, pungkasnya (Yura)